ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU NIFAS POSTPARTUM
PATOLOGI PADA NY.’’N’’DENGAN PERDARAHAN
RINGAN
DI PUSKESMAS SLEMAN
TANGGAL
17 JULI 2008
Nomor
Register : 798/VII/08.
Tanggal
Masuk :16 Juli 2008
pukul 10.20 WITA.
Tanggal
Partus :16 Juli 2008
pukul 19.10 WITA.
Tanggal
Pengkajian :17 Juli 2008 pukul
09.00 WITA.
2.1
Identitas istri/suami
Nama : Ny.’’N’’- Tn.’’M’’.
Usia : 20
tahun – 25
tahun.
Nikah : 1 kali – 1 kali.
Lamanya
nikah : ±1 tahun.
Suku : Depok
– Depok
Agama : Islam – Islam.
Pendidikan : S1-S1
Pekerjaan : IRT – PNS
Alamat : Jl. M. Tahir kumala II.
2.2
Data subjektif
1. I
bu mengatakan melahirkan tanggal 16 juli 2008 jam 19.10 WITA.
2. Ibu
merasakan nyeri pada perineum bila bergerak atau berjalan.
3. Ibu
mengatakan mendapat jahitan pada perineim setelah melahirkan.
4. Ibu mengatakan badan lemah, linglung, keluar keringat dingin,
kesulitan nafas, pusing, dan
pandangan berkunang-kunang
5. Ibu
mengatakan ASI-nya masih sedikit tapi bayi kuat mengisap.
2.3
Data objektif
1. Keadaan
umumbadan lemah, muka pucat.
2. Kesadaran
menurun
3. Tanda-tanda
vital.
a. Tekanan
Darah : 80/60 mmHg.
b. Nadi : 80 kali/menit.
c. Suhu : 38,5 0C.
d. Pernafasan : 26 kali/menit.
4. Ekspresi
wajah ibu tampak meringis,terutama saat bergerak.
5. Inspeksi,palpasi,perkusi.
a. Kepala : Keadaan rambut bersih,hitam,lurus,tidak
berketombe,dan tidak rontok.
b. Muka : Ekspresi wajah ibu meringis bila
bergerak,tidak ada edema.
c. Mata : Sklera tidak ikterik,konjungtiva
merah putih pucat.
d. Hidung : Tidak ada polip dan sekret.
e. Mulut : Tampak bersih,bibir tampak lembap,dan
tidak ada karies, dan
pucat.
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid,kelenjar limfe,dan fena jugularis.
g. Payudara
: Simetris kiri dan kanan,puting susu terbentuk,hiperpigmentasi pada areola mamae,dan kolostrum ada pada saat
puting susu di pencet.
h. Abdomen:Tampak
linea nigra,striae livida,tidak ada luka bekas operasi,kontraksi uterus tidak baik TFU tidak teraba.
i.
Genitalia:vulva tampak bersih,tidak ada
edema,tidak ada varises,jahitan perinium tampak lembap,dan tampak pengeluaran
lokia rubra, adanya
pengeluaran darah.
j.
Ekstremitas:Simetris kiri dan
kanan,tidak ada edema dan varises,serta refleks patella (+) kiri dan kanan.
2.4
PENGKAJIAN
2 jam postpartum, P1A0,
ibu dengan nyeri luka jahitan perineum, ASI masih kurang,dan keadaan bayi baik, terjadi pendarahan ringan.
2.5
TINDAKAN
1.
Mandiri
a. Apabila
pasien kekurangan volume cairan berikan
cairan parental/ isotonic, tujuan untuk mencegah disfungsional bleeding dan
memperbaiki volume cairan
b. Tidurkan
pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedangkan badannya tetap terlentang
(Dengan kaki lebih tinggi akan meningkatkan venous return dan memungkinkan
darah keotak dan organ lain)
c. Memonitor
tanda vital (Untuk mengetahui adanya perubahan tanda vital terjadi bila
perdarahan semakin hebat)
d. Memonitor
intake dan output setiap 5-10 menit (Perubahan output merupakan tanda adanya
gangguan fungsi ginjal)
e. Mengevaluasi
kandung kencing (Apabila kandung kencing yang penuh akan menghalangi kontraksi
uterus)
f. Mencatat
perubahan warna kuku, mukosa bibir, gusi dan lidah, suhu kulit (Dengan
vasokontriksi dan hubungan keorgan vital, sirkulasi di jaingan perifer
berkurang sehingga menimbulkan cyanosis dan suhu kulit yang dingin)
g. Mengkaji
ada / tidak adanya produksi ASI (Perfusi yang jelek menghambat produksi
prolaktin dimana diperlukan dalam produksi ASI)
h. Melakukan
masage uterus dengan satu tangan serta tangan lainnya diletakan diatas
simpisis. (Massage uterus merangsang kontraksi uterus dan membantu pelepasan
placenta, satu tangan diatas simpisis mencegah terjadinya inversio uteri)
i.
Membatasi pemeriksaan vagina dan rectum
(Trauma yang terjadi pada daerah vagina serta rektum meningkatkan terjadinya
perdarahan yang lebih hebat, bila terjadi laserasi pada serviks / perineum atau
terdapat hematom)
2.
Kolaborasi
Tindakan
kolaborasi dilakukan jika pasien mengalami tekanan darah semakin turun, denyut
nadi makin lemah, kecil dan cepat, pasien merasa mengantuk, perdarahan semakin
hebat. Tindakan kolaborasi bias dilakukan dengan sesame bidan, perawat dan
dokter genekologi.
a. Berikan
infus atau cairan intravena (Cairan intravena dapat meningkatkan volume
intravaskular )
b. Berikan
uterotonika pada perdarahan karena atonia uteri (Uterotonika merangsang
kontraksi uterus dan mengontrol perdarahan)
c. Berikan
antibiotic (Antibiotik mencegah infeksi yang mungkin terjadi karena perdarahan
)
d. Berikan
transfusi whole blood ( bila perlu )
Whole blood membantu
menormalkan volume cairan tubuh.
e. Monitor kadar gas darah dan PH ( perubahan
kadar gas darah dan PH merupakan tanda hipoksia jaringan )
f. Berikan terapi oksigen ( Oksigen diperlukan
untuk memaksimalkan transportasi sirkulasi jaringan ).
3.
Rujukan
Tindakan
rujukan dilakukan apabila pasien mengalami cemas ketakutan berhubungan dengan
perubahan keadaan atau ancaman kematian
Tujuan : Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya dan mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilang.
Rencana tindakan :
Tujuan : Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya dan mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilang.
Rencana tindakan :
1. Kaji respon psikologis klien terhadap
perdarahan paska persalinan (Persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya)
2. Kaji
respon fisiologis klien ( takikardia, takipnea, gemetar )
Perubahan tanda vital menimbulkan perubahan
pada respon fisiolog
3. Perlakukan
pasien secara kalem, empati, serta sikap mendukung (Memberikan dukungan emosi)
4. Berikan
informasi tentang perawatan dan pengobatan, serta akan dilakukan rujukan agar
ibu dalam keadaan selamat kepada keluarga. ( Informasi yang akurat dapat
mengurangi cemas dan takut yang tidak diketahui oleh keluarga)
5. Meminta
persetujuan pada keluarga
6. Melakukan
rujukan kerumah bersalin dengan pasilitas lengkap yang mendukung keselamatan
pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar