Selasa, 07 Mei 2013

Teori Jean Ball


Teori Jean Ball
A.    PENDAHULUAN

          
Setelah ibu melahirkan, maka ibu memasuki masa nifas atau yang lazim disebut puerpurium. Masa nifas (puerpurium) ada waktu yang dimulai setelah placenta lahir dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan kembali seperti semula (sebelum hamil) dalam waktu kurang lebih 3 bulan.
Dimulai dengan kehamilan, persalinan dan dilanjutkan dengan masa nifas merupakan masa yang kritis bagi ibu dan bayinya. Kemungkinan timbul masalah dan penyulit selama masa nifas. Apabila tidak segera ditangani secara efektif akan membahayakan kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
           Untuk itu pemberian asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa nifas sangat perlu dilakukan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan deteksi dini adanya komplikasi dan infeksi, memberikan pendidikan pada ibu serta memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi.
Selama masa nifas ibu akan mengalami berbagai perubahan. Perubahan yang terjadi pada masa nifas tidak hanya terjadi secara fisik saja, melainkan juga psikologis atau kejiwaan. Sehingga, pemberian edukasi tentang informasi yang berkaitan dengan masa nifas sangat perlu diberikan pada ibu dalam masa nifas. Setiap masa nifas dapat berkembang menjadi masalah  atau komplikasi.
Oleh karena itu, pelayanan/asuhan merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu nifas normal dan mengetahui secara dini bila ada penyimpangan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat melalui masa nifasnya dengan selamat dan bayinya pun sehat.

B.     PEMBAHASAN

1.    Pengertian Teori Jean Ball
Teori Jean Ball adalah dasar pemikiran menurut penelitian yang bernama Jean Ball, yang konsekuensinya telah diuji dalam beberapa riset 9penelitian) dan menunjukkan hasil yang nyata.
          Teori ini mengemukakan tentang keseimbangan emosional itu, yang diibaratkan pada kursi “goyang”. Teori ini sering disebut teori kursi goyang karna tingkat emosional seorang ibu harus berada pada titik seimbang (stabil) sehingga mirip dengan kursi goyang dimana beban harus seimbang pada titik tumpu, karena jika tidak kursi akan condong kearah yang memiliki beban yang berat, begitu juga dengan pengendalian emosional seseorang, jika seseorang (wanita) mampu mengendalikan tingkat emosionalnya berarti orang tersebut memiliki tingkat emosional yang rendah dan terkendali atau sebaliknya. Semua itu dapat kita lihat dalam berbagai keunikan tindakan yang diambil ibu dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya.

2.      Tujuan Teori Jean Ball
Tujuan asuhan maternis agar seorang wanita mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu, baik fisik maupun psikologis. Psikologis dalam hal ini tidak hanya pengaruh emosional tetapi juga proses emosional agar tujuan akhir memenuhi kebutuhan untuk menjadi orang tua terpenuhi. Kehamilan persalinan dan masa post partum adalah masa mengadopsi peran baru, sehingga bagi wanita yang baru menjadi ibu sangat membutuhkan arahan-arahan dan bimbingan dari bidan tentang tindakan-tindakan yang harus diambil maupun tindakan-tindakan yang harus dihindari demi keselamatan dan kesehatan ibu dan anak. Dalam hal ini dukungan dari suami dan keluarga sangat diperlukan demi psikologis (kejiwaan) seorang ibu.

3.      Hipotesa Jean Ball
Menurut Jean Ball respon emosional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan dukungan yang berarti, mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial. Ibu sebagai penerus keturunan sekaligus pendidik utama dalam keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam asuhan keluarga yang baik, ketika ia berinteraksi di lingkungan masyarakat maka ia akan terbiasa dengan perilaku yang baik pula.
Persiapan yang sudah di antisipasi oleh bidan dalam masa post natal atau sesudah melahirkan anak akan mempengaruhi respon emosional wanita dalam perubahan yang dialaminya pada proses kelahiran anak. Oleh karena itu asuhan kebidanan harus diberikan kepada seluruh individu kelompok dan masyarakat secara professional baik pelayanan tersebut secara mandiri, kolaborasi (kerjasama melebihi dari beberapa orang) maupun merujuk kesistem yang lebih tinggi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wanita yang boleh dikatakan sejahtera setelah melahirkan sangat tergantung pada personality (kepribadiannya), sistem dukungan pribadi dan dukungan yang dipersiapkan pelayanan maternis.

4.      Pembagian Teori Jean Ball
Teori Jean Ball mencakup 3 katagori :
a.       Teori perubahan
Perubahan mental ibu sebelum dan sesudah menjadi ibu akan jelas terlihat dalam kehidupan baik itu secara fisik maupun psikologis si ibu. Secara fisik dapat kita lihat pada perubahan bentuk tubuh setelah melahirkan anak. Sedangkan secara psikologis misalnya dalam pematangan mental (pendewasaan sikap) setelah melahirkan (post partum) ibu tidak hanya berfikir untuk anak dan keluarganya.
b.      Teori stress, coping dan support
Tingkat emosional sangat mempengaruhi mental ibu, oleh karena itu dukungan atau support dan motifasi dari keluarga terhadap perubahan-perubahan yang timbul terutama perubahan yang bersifat positif, support dari orang-orang terdekat si ibu sangat di perlukan menghindar stress, depresi, post partum dan dampak-dampak negative lainnya.
c.       Teori Dasar
Konsep dasar untuk menjadi seorang ibu meliputi berbagai aspek di antaranya:
·      Butuh persiapan jasmani dan rohani
·      Dukungan dari pihak keluarga.

5.        Elemen Pembentukan Teori Kursi Goyang
Teori kursi goyang dibentuk dalam 3 (tiga) elemen yaitu :
a.       Pelayanan Maternitas
Bidan berkewajiban memberikan pelatanan kesehatan kepada remaja putrid, ibu masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, balita dan wanita monopouse. Dalam memberikan asuhan kebidanan bidan harus mempertanggung jawabkan semua tindakan klinis yang diambil dan harus melaksanakan tanggung jawab tersebut yang meliputi tugas bidan sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti dan lain-lain.
b.      Pandangan Masyarakat Terhadap Keluarga
Pandangan masyarakat terhadap suatu keluarga sangat mempengaruhi perkembangan dan tingkat harga diri anggota keluarga tersebut. Jika pandangan masyarakat baik terhadap keluarga maka secara otomatis penerus keluarga juga akan mendapatkan nama baik dalam pandangan masyarakat, selama si anak tidak melanggar norma-norma yang terdapat dalam masyarakat.
c.       Sisi Penyanggah / Support Terhadap Kepribadian Wanita
Dukungan terhadap perubahan kepribadian / kebiasaan hidup wanita sangat diperlukan, agar wanita tersebut tidak merasa down terhadap tingkat perubahan diri yang tidak disadarinya.
6.        Konsep Teori Jean Ball
a.       Women / Wanita
Ball memusatkan perhatiannya terhadap perkembangan emosional, sosial, psikologis wanita dalam proses melahirkan.
b.      Healt  / Kesehatan
Merupakan pusat dari model Ball. Tujuan dari post natal care agar wanita-wanita mampu menjadi seorang ibu.
c.       Environment / Lingkukngan
Lingkungan sosial dan organisasi dalam sistim dukungan dan pelayanan perawatan pos natal.
d.      Midwifery / Kebidanan
Penelitian asuhan post natal misalnya kurang efektif, kurang pengetahuan tentang kebidanan.

C.    KESIMPULAN
Kesejahteraan wanita setelah melahirkan sangat tergantung pada personality atau kpribadian, sistim dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas. Persiapan yang dilakukan bidan pada masa puerpurium akan mempengaruhi respon emosional wanita terhadap perubahan akibat proses kelahiran tubuh. Dalam teori Jean Ball mengemukakan tentang keseimbangan emosional ibu yang diibaratkan kursi goyang. Dimana teori tersebut dibentuk dalam tiga elemen, yaitu : pelayanan maternitas, pandangan masyarakat terhadap keluarga, dan sisi penyangga kepribadian wanita. Kesejahteraan keibuan seorang wabita sangat bergantung pada efektivitas ketiga elemen tersebut, jika kursi goyang tidak bisa ditegakkan, kursi tidak dapat diduduki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar