Minggu, 05 Mei 2013

Makalah diare


DIARE


2.1.  Definisi
Diare adalah suatu keadaan dimana anak sering buang air besar dengan tinja yang encer sebagai akibat dari suatu infeksi. Diare merupakan  pengeluaran feses yang tidak normal dan cair.  Bisa juga didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.  Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar.

2.2.  Klasifikasi
1.      Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan).
Tanda-tandanya:
a.       Berak cair 1-2 kali sehari
b.      Tidak muntah dan haus
c.       Masih bisa maka
d.      Masih bisa bermain
Tindakan:
a.       Untuk mencegah dehidrasi, beri anak minum lebih banyak dari biasany
b.      ASI (Air Susu Ibu) diteruskan
c.       Makanan diberikan seperti biasanya
d.      Bila keadaan anak bertambah berat, segera bawa ke Puskesmas terdekat
2.      Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang.
Tanda-tandanya:
a.       Berak cair 4-9 kali sehari
b.      Kadang muntah 1-2 kali sehari
c.       Kadang panas
d.      Haus
e.       Tidak mau makan
f.       Badan lesu lemas
Tindakan:
a.       Berikan oralit
b.      ASI (Air Susu Ibu) diteruskan
c.       Teruskan pemberian makana
d.      Sebaiknya yang lunak, mudah dicerna dan tidak merangsang
e.       Bila tidak ada perubahan segera bawa kembali ke Puskesmas terdekat.
3.      Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat.
Tanda-tandanya:
a.       Berak cair terus-menerus
b.      Muntah terus-menerus
c.       Haus sekali
d.      Mata cekung
e.       Bibir kering dan biru
f.       Tangan dan kaki dingin
g.      Sangat lemah
h.      Tidak mau makan
i.        Tidak mau bermain
j.        Tidak kencing 6 jam atau lebih
k.      Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi
Tindakan:
a.       Segera bawa ke Rumah Sakit / Puskesmas dengan fasilitas Perawatan
b.      Oralit dan ASI diteruskan selama masih bisa minum

2.3  Penyebab
Diare dapat disebabkan karena beberapa faktor, yaitu :
1.      Infeksi
1)      Enteral, yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan dan merupakan penyebab utama terjadinya diare.  Infeksi enteral meliputi:
a.       Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigella campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya;
b.      Infeksi virus : enterovirus, seperti virus ECHO, coxsackie, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dan sebagainya;
c.       Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, dan strongylodies), protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, dan trichomonas hominis), serta jamur (Candida albicans).
2)        Parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, misalnya otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya.
2.      Malabsorbsi
Karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa) serta monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada anak dan bayi yang paling berbahaya adalah intoleransi laktosa.
3.    Makanan
Misalnya makanan basi, beracun, dan alergi. Bayi bisa terinfeksi jika menelan organisme tersebut ketika melewati jalan lahir yang terkontaminasi atau ketika disentuh/dipegang oleh tangan yang terkontaminasi. Sumber penularan lainnya adalah barang-barang, makanan maupun botol susu yang terkontaminasi.
4.    Lingkungan
Diare lebih sering ditemukan pada lingkungan yang kurang bersih atau pada lingkungan yang penuh sesak.  Kadang infeksi bisa terjadi akibat menghirup organisme yang melayang-layang di udara, terutama ketika sedang terjadi wabah virus.
5.    Psikologis, misalnya rasa takut atau cemas. 

2.4  Tanda dan Gejala
1.      Gelisah
2.      Cengeng
3.      Muntah
4.      Tinja berdarah
5.      Demam
6.      Penurunan nafsu makan
7.      Lemah dan lesu
8.      Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan).
Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan).
Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
Tanda-tanda dehidrasi lainnya:
a.       penurunan berat badan
b.      penurunan frekuensi berkemih
c.       warna air kemih menjadi lebih gelap dan lebih pekat
d.      denyut nadi cepat
e.       haus (rasa haus bisa ditunjukkan dengan menangis dan rewel)
f.        menangis tanpa air mata.
g.      Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.
h.      Untuk mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap contoh tinja.

2.5    Patogenesis
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan terjadinya diare adalah sebagai berikut:
1.       Gangguan osmotic
Akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan isinya sehingga timbul diare.


2.      Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya toksin pada dinding usus yang akan menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan ke dalam rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan isi dari rongga usus yang akan merangsang pengeluaran isi dari rongga usus dan akhirnya timbullah diare.
3.      Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi usus untuk menyerap makanan yang masuk, sehingga akan timbul diare.  Akan tetapi, apabila terjadi keadaan yang sebaliknya yaitu penurunan dari peristaltik usus maka akan dapat menyebabkan diare juga.

2.6    Patogenesis Diare Akut
1        Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
2        Jasad renik tersebut akan berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus.
3        Dari jasad renik tersebut akan keluar toksin (toksin diaregenik).
4        Toksin diaregenik akan menyebabkan hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

2.7  Komplikasi
Komplikasi yang terjadi jika diare tidak tertangani secara tepat dan tepat, antara lain:
1.      Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, yang dibagi menjadi:
a.       Dehidrasi ringan, apabila terjadi kehilangan cairan <5% BB
b.      Dehidrasi sedang, apabila terjadi kehilangan cairan 5-10% BB
c.       Dehidrasi berat, apabila terjadi kehilangan cairan >10-15% BB
2.      Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah dan apabila penurunan volume darah mencapai 15-25% BB maka akan menyebabkan penurunan tekanan darah
3.      Hipokalemia dengan gejala yang muncul adalah meteorismus, hipotoni otot, kelemahan, bradikardi, dan perubahan pada pemeriksaan EKG
4.      Hipoglikemia
5.      Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim laktosa karena kerusakan vili mukosa usus halus
6.      Kejang
7.      Malnutrisi energi protein karena selain diare dan muntah, biasanya penderita mengalami kelaparan

2.8  Penatalaksanaan
1.      Pengobatan
a.         Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan)
b.         Diatetik (pemberian makanan)
c.         Obat-obatan
Meskipun diare infeksius bisa disebabkan oleh bakteri, tetapi tidak perlu diberikan antibiotik karena infeksi biasanya akan mereda tanpa pengobatan.
Memberikan obat untuk menghentikan diare sebenarnya bisa membahayakan bayi karena obat ini bisa menghalangi usaha tubuh untuk membuang organisme penyebab infeksi melalui tinja.
d.        Teruskan pemberian ASI karena dapat meningkatkan daya tahan tubuh
ASI tetap diberikan untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi dan mempertahankan pembentukan ASI oleh ibu. Jika bayi tidak disusui oleh ibunya, sebaiknya segera setelah dehidrasinya teratasi, diberikan susu formula yang tidak mengandung laktosa. Susu formula yang biasa bisa diberikan secara bertahap beberapa hari kemudian.
e.         Langkah yang paling penting dalam mengatasi diare adalah menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.Jika bayi tampak sakit berat, cairan biasanya diberikan melalui infus. Jika penyakitnya ringan, bisa diberikan cairan yang mengandung elektrolit melalui botol susu atau gelas.
1)        Jumlah cairan yang diberikan adalah 100ml/kgBB/hari sebanyak 1 kali setiap 2 jam, jika diare tanpa dehidrasi.  Sebanyak 50% cairan ini diberikan dalam 4 jam pertama dan sisanya adlibitium
2)        Sesuaikan dengan umur anak:
a)    <2 tahun diberikan ½ gelas;
b)   2-6 tahun diberikan 1 gelas;
c)    >6 tahun diberikan 400cc (2 gelas).
3)      Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka diberikan cairan 25-100 ml/kgBB dalam sehari atau setiap 2 jam
4)      Oralit diberikan sebanyak lebih kurang 100 ml/kgBB setiap 4-6 jam pada kasus dehidrasi ringan sampai berat
f.          Beberapa cara untuk membuat cairan rumah tangga
1)      Larutan gula garam (LGG): 1 sendok teh gula pasir + ½ sendok teh garam dapur halus + 1 gelas air masak atau air teh hangat
2)      Air tajin (2 liter + 5g garam)
3)      Cara tradisional
liter air + 100g atau 6 sendok makan beras dimasak selama 45-60 menit
4)      Cara biasa
2        liter air + 100g tepung beras + 5g garam dimasak hingga mendidih
g.      Beri  larutan oralit
Takaran pemberian Oralit (Umur Jumlah Cairan)
1)   Di bawah 1 tahun 3 jam pertama 1,5 gelas selanjutnya 0.5 gelas setiap kali mencret
2)   Di bawah 5 tahun (anak balita) 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali mencret.
3)   Anak diatas  5 tahun 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas setiap kali mencret
4)    Anak diatas 12 tahun & dewasa 3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali mencret (1 gelas : 200 cc).
Dimana Oralit dapat diperoleh:
Oralit dapat diperoleh di Puskesmas, Posyandu, Apotik dan Toko Obat
2.      Pencegahan
a.       Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut).
b.      Untuk mencegah penyebaran infeksi, sebaiknya setelah merawat bayi yang sakit, tangan harus dicuci bersih-bersih
c.       Pemberian ASI (Air Susu Ibu)
d.      Pemberian makanan pendamping ASI yang bersih dan bergizi setelah bayi berumur 6 bulan









                                                                    





BAB III

PENUTUP


3.1    Kesimpulan
Diare adalah suatu keadaan dimana anak sering buang air besar dengan tinja yang encer sebagai akibat dari suatu infeksi. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar. Diare dikasifikai menjadi 3 yaitu : diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan), diare dengan dehidrasi ringan/sedang, diare dengan dehidrasi berat. Diare dapat disebabkan karena beberapa faktor, yaitu Infeksi, malabsorbsi, makanan, lingkungan. Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan terjadinya diare yaitu angguan osmotic, gangguan sekresi, gangguan motilitas usus. Komplikasi yang terjadi jika diare tidak tertangani secara tepat dan tepat yaitu dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, renjatan hipovolemik, hipokalemia, hipoglikemia, malnutrisi, kejang, Intoleransi laktosa sekunder. Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut).sedangkan untuk mencegah penyebaran infeksi, sebaiknya setelah merawat bayi yang sakit, tangan harus dicuci bersih-bersih. Yang paling penting sarankan ibu untuk tetap memberi  ASI (Air Susu Ibu) dan memberi makanan pendamping ASI yang bersih dan bergizi setelah bayi berumur 6 bulan. Sebagian besar diare akut (diare mendadak) pada anak dapat disembuhkan hanya dengan pemberian cairan dan meneruskan pemberian makanan saja.

DAFTAR PUSTAKA

Herry gerna,Emelia Suroto-Hamzah, Heda melinda D, Nataprawira, Dwi P.Kejang demam. 2000. Pedoman diagnosis dan therapi Ilmu kesehatan Anak. Edisi ke 2. Bandung : SMF Ilmu Kesehatan anak FKUP. hal. 478-479
Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI. 1985. Buku kuliah  Ilmu kesehatan Anak. Jilid 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.hal. 847-855
Markum,AH.,dkk. Editor. 1996. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta : BalaiPenerbit FKUI.hal.446-448
Sudarti, Afroh Fauziah. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Yogyakarta : Medical Book.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar