Thrombophlebitis
II.1Defenisi
Thrombophlebitis
didefenisikan sebagai pembengkakan pada satu atau lebih pembuluh vena sebagai
akibat dari pembekuan atau penggumpalan darah. Hal ini biasanya terjadi pada
orang yang banyak berdiam diri (imobilisasi). Thrombophlebitis sering terjadi
di kaki dan kurang umum terjadi pada lengan atau leher. Kondisi ini biasanya
berkembang karena imobilitas dalam jangka waktu yang cukup lama seperti
istirahat setelah operasi, bekerja dikantor tanpa beranjak dari tempat duduk
atau dalam perjalanan dalam waktu yang lama seperti di pesawat. Jika vena yang
terkena tepat di bawah kulit disebut thrombophlebitis superficial, sedangkan
thrombophlebitis yang terjadi di jaringan otot disebut dengan deep vein
thrombosis (DVT) yang dapat menyebabkan komplikasi serius jika bekuan menjadi
gumpalan (emboli) dan mulai beredar dalam darah, karena dapat menyebabkan
penyumbatan arteri paru – paru (emboli paru).
Tromboflebitis adalah invasi/perluasan mikroorganisme patogen yang mengikuti
aliran darah disepanjang vena dan cabang-cabangnya. Tromboflebitis didahului
dengan trombosis, dapat terjadi pada kehamilan tetapi
lebih sering ditemukan pada masa nifas.(Wiknjosastro: 2002).
II.2 Etiologi
1. Imobilitas
dalam jangka waktu yang lama, seperti istirahat setelah operasi, bekerja
dikantor tanpa beranjak dari tempat duduk, sedang hamil dan menyusui.
2. Beberapa
jenis kanker seperti kanker pankreas yang menyebabkan peningkatan procoagulants
dalam darah (zat yang diperlukan dalam pembekuan darah)
3. Memiliki
lengan / kaki yang lumpuh akibat stroke.
4. Hamil
/ baru saja melahirkan meningkatkan tekanan darah di kaki dan vena pelvis
5. Kemungkinan
peningkatan pembentukan bekuan darah akibat terapi penggantian hormon / obat
pengontrol kelahiran
6. Memiliki
riwayat keluarga dengan kecenderungan pembentukan bekuan darah.
7. Kegemukan
8. Memiliki
varises
9. Merokok
II.3 Tanda dan Gejala
Tanda gejala secara
umum :
1. Bengkak
dan kemerahan
2. Nyeri
saat menyentuh dan sensasi hangat di daerah yang tersentuh
3. Ketika
Vena dekat permukaan kulit terpengaruh, dapat terlihat pembuluh merah, keras
dan lembut tepat dibawah permukaan kulit
4. Ketika
vena di kaki terkena, kaki dapat menjadi bengkak, lembut dan nyeri.
II.4 Klasifikasi
1.
Pelvio tromboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum
latum yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipogastika. Vena yang paling
sering terkena adalah vena ovarika dextra perluasan infeksi dari vena ovarika
sinistra ke vena renalis, sedangkan perluasan infeksi dari vena ovarika dextra
adalah ke vena cava inferior.(Cunningham Gary;2005)
Gejala
1)
Nyeri
terdapat pada perut bagian bawah atau perut bagian samping, timbul pada hari ke
2-3 masa nifas dengan
atau tanpa panas
2)
Penderita
tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut :
a. Menggigil berulang kali, menggigil terjadi sangat
berat (30-40 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3
hari. Pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.
b. Suhu badan naik turun secara tajam (36ᵒC-40ᵒC).
c.
Penyakit
dapat berlangsung selama 1-3 bulan.
d. Cenderung terbentuk pus yang menjalar kemana-mana
terutama ke paru-paru
e.
Gambaran
darah
a) Terdapat leukositosis
b) Pada pemeriksaan dalam hampir tidak ditemukan apa-apa
karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika(www.google.com)
Penanganan
1) Rawat inap, penderita tirah baring untuk pemantauan gejala
penyakitnya dan mencegah terjadinya emboli pulmonal.
2) Therapi medik, pemberian antibiotika atau pemberian heparin
jika terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonal
3) Therapi operati , peningkatan vena cava inferior dan vena ovarika jika
emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru meskipun sedang
dilakukan heparisasi.(Wiknjosastro: 2002).
2.
Tromboflebitis femoralis (Flegmasia alba
dolens)
Tromboflebitis
femoralis mengenai vena-vena pada tungkai misalnya pada vena femoralis, vena
poplitea dan vena safena. Edema pada salah satu tungkai kebanyakan disebabkan
oleh suatu trombosis yaitu suatu pembekuan darah balik dengan kemungkinan
timbulnya komplikasi emboli paru-paru yang biasanya mengakibatkan
kematian(Cunningham Gary;2005)
Penilaian
klinik
1) Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris 7-10
hari kemudian suhu mendadak baik kira-kira pada hari ke 10-20 yang disertai
dengan menggigil dan nyeri sekali.
2) Pada salah satu kaki yang terkena, akan memberikan
tanda-tanda sebagai berikut :
a. Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar
serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki yang lain
b. Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa
tegang dan keras pada paha bagian atas
c. Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
d. Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki
menjadi bengkak, tegang, dan nyeri
e. Edema kadang-kadang terjadi selalu atau setelah nyeri,
pada umumnya terdapat pada paha bagian atas tetapi lebih sering dimulai dari
jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian meluas dari bawah keatas
f. Nyeri pada betis
g. Pada trombosis vena femoralis, vena dapat teraba
didaerah lipat paha
h. Oedema pada tungkai dapat dibuktikan dengan mengukur
lingkaran dari betis dan dibandingkan dengan tungkai sebelah lain yang normal.
Penanganan
a.
Kaki
ditinggikan untuk mengurangi oedema lakukan kompres pada kaki
- Setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastik atau
memakai kaos kaki yang panjang elastik selama mungkin
- Jangan menyusui bayinya, mengingat kondisi ibu yang sangat jelek
- Terapi pemberian antibiotik dan anti analgesik (Wiknjosastro;2002)
II.5 Komplikasi
1)
nfark karena adanya thrombus yang
menyumbat dan dapat mengakibatkan kekakuan pada pembuluh darah sehingga
sirkulasi keseluruh tubuh dan jaringan terganggu
2)
Komplikasi serius jika bekuan menjadi
gumpalan (emboli) dan mulai beredar dalam darah karena dapat menyebabkan
penyumbatan arteri paru (emboli paru).
3)
Komplikais
pada paru-paru infark, abses, pneumonia
4)
Komplikasi
pada ginjal sinistra, yaitu nyeri mendadak yang diikuti dengan proteinuria dan
hematuria
5)
Komplikasi
pada mata, persendian dan jaringan subkutan (Cunningham Gary: 2005).
II.6 Penatalaksanaan
1)
Jika pembuluh darah yang terkena cukup dangkal,
perawatan seharusnya tidak berlangsung lebih dari 2 minggu, tanpa rawat inap.
Pasien disarankan melakukan beberapa langkah perawatan diri, seperti mengangkat
kaki, mengompres hangat atau menggunakan obat nonsteroidal anti-inflammatory
drug (NSAID).
2)
Obat
Obat yang biasa diberikan adalah obat antikoagulan, seperti dalam kasus
suntikan heparin yang mencegah penggumpalan semakin membesar. Kemudian diikuti
dengan pengobatan warfarin selama beberapa bulan yang memerlukan penentuan
dosis secara hati-hati, karena merupakan obat kuat dan dapat mengarah pada efek
samping serius jika terjadi kesalahan dosis.
3)
Pembalutan Daerah yang
Terkena
Dalam beberapa kasus, selain dukungan
resep obat yang dianjurkan, dapat dilakukan pembalutan karena mengurangi
potensi risiko DVT dan mencegah kambuhnya pembengkakan.
4)
Filter
Dalam operasi bedah yang tidak perlu rawat inap di rumah sakit, filter dapat
dimasukkan ke dalam pembuluh darah utama dari perut (vena kava) untuk mencegah
bekuan yang dari vena-vena kaki yang menuju ke paru-paru. Prosedur ini
dilakukan pada pasien yang tidak dapat mengambil antikoagulan.
5)
Penghilangan Varises
Seorang dokter bedah dapat
menghilangkan varises yang menyebabkan nyeri atau trombophlebitis kambuhan
dalam prosedur yang disebut Varicose vein stripping. Prosedur ini, biasanya
dilakukan secara rawat jalan, melibatkan penghilangan vena panjang melalui
sayatan kecil. Biasanya, pasien akan dapat melanjutkan aktivitas normal dalam
> 2 minggu. Menghilangkan vena tidak akan mempengaruhi sirkulasi darah pada
kaki karena pembuluh darah yang lebih dalam pada kaki mampu meningkatkan volume
darah. Prosedur ini juga biasa dilakukan untuk alasan kosmetik.
6)
Penghilangan Bekuan atau
Bypass
Operasi kadang diperlukan untuk
menghilangkan bekuan yang memblokir vena dalam panggul atau perut. Vena
terus-menerus diblokir dapat diatasi dengan operasi untuk memotong vena yang
direkomendasikan dokter, atau prosedur nonbedah yang disebut angioplasti untuk
membuka pembuluh darah. Setelah angioplasti, para dokter memasukkan tabung mesh
kawat kecil (stent) untuk menjaga pembuluh darah tetap terbuka
Daftar
Pustaka
- Setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastik atau
memakai kaos kaki yang panjang elastik selama mungkin
- Jangan menyusui bayinya, mengingat kondisi ibu yang sangat jelek
- Terapi pemberian antibiotik dan anti analgesik (Wiknjosastro;2002)
Obat yang biasa diberikan adalah obat antikoagulan, seperti dalam kasus suntikan heparin yang mencegah penggumpalan semakin membesar. Kemudian diikuti dengan pengobatan warfarin selama beberapa bulan yang memerlukan penentuan dosis secara hati-hati, karena merupakan obat kuat dan dapat mengarah pada efek samping serius jika terjadi kesalahan dosis.
Dalam operasi bedah yang tidak perlu rawat inap di rumah sakit, filter dapat dimasukkan ke dalam pembuluh darah utama dari perut (vena kava) untuk mencegah bekuan yang dari vena-vena kaki yang menuju ke paru-paru. Prosedur ini dilakukan pada pasien yang tidak dapat mengambil antikoagulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar